Poltekkes Kemenkes Maluku Dorong Penguatan Etika dan Integritas di Dunia Pendidikan Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Maluku Dorong Penguatan Etika dan Integritas di Dunia Pendidikan Kesehatan

Direktur Poltekkes Kemenkes Maluku, dr Betty Anthoineta Sahertian. -Poltekkes Kemenkes Maluku-

DISWAY.ID  – Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Maluku menegaskan pentingnya membangun ekosistem pendidikan tinggi yang berlandaskan etika dan integritas sebagai fondasi utama dalam mencetak tenaga kesehatan yang profesional sekaligus bermoral.

"Sebagai lembaga pendidikan di bidang kesehatan, Poltekkes tidak hanya bertanggung jawab pada aspek transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter dan etos moral calon tenaga kesehatan," ujar Direktur Poltekkes Kemenkes Maluku, dr Betty Anthoineta Sahertian, dalam keterangan tertulis di Ambon, Selasa 22 Juli 2025. 

dr Betty menyebut, dalam dunia pendidikan kesehatan terdapat dua prinsip utama yang tidak bisa dinegosiasikan, yakni integritas dan pengendalian diri. 

"Tanpa keduanya, kompetensi profesional tidak akan cukup menjawab tantangan pelayanan kesehatan di masa depan,” katanya.

Ia menekankan bahwa integritas bukanlah sesuatu yang bisa dibentuk secara instan. Nilai itu, kata dia, harus ditanamkan sejak dini melalui berbagai pendekatan seperti kebijakan internal, pembinaan karakter, serta keteladanan dari para pemimpin akademik.

Menurut dr Betty, dilema etika kerap muncul di lingkungan kampus dan menuntut pengendalian diri dari seluruh unsur civitas akademika, baik itu mahasiswa, dosen, maupun jajaran manajemen.

Ia merinci bahwa integritas mahasiswa tercermin dalam sikap jujur, tidak mencontek, menghindari plagiarisme, dan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Sedangkan dosen dituntut bersikap objektif dalam penilaian, menjunjung etika penelitian, serta tidak menyalahgunakan wewenang.

“Setiap interaksi dosen dan mahasiswa adalah kesempatan membangun karakter. Teladan dari pendidik jauh lebih kuat daripada instruksi verbal,” tegasnya.

Lebih lanjut, dr Betty juga menyoroti aspek tata kelola institusi. Ia menyatakan bahwa akuntabilitas dan transparansi harus menjadi roh dalam pengelolaan kampus. Untuk itu, dibutuhkan sistem pengawasan internal yang kuat dan mekanisme umpan balik yang efektif, guna memastikan seluruh aktivitas dijalankan sesuai prinsip keadilan dan profesionalisme.

“Integritas dimulai dari atas. Setiap pemimpin di kampus baik direktur, kepala unit, maupun ketua program studi, harus menjadi contoh nyata dalam bersikap jujur, adil, dan berorientasi pada kebaikan bersama,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Poltekkes Kemenkes Maluku juga telah menjalankan berbagai inisiatif untuk memperkuat nilai-nilai etika, mulai dari regulasi internal, pelatihan karakter, hingga forum diskusi seputar dilema etika dalam dunia akademik maupun praktik layanan kesehatan.

Ia pun mengajak seluruh elemen kampus untuk menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai panduan dalam setiap tindakan dan keputusan. Sebab menurutnya, keberhasilan institusi tidak semata dilihat dari capaian akademik, melainkan juga dari karakter kuat dan integritas yang melekat pada lulusannya.

“Di tengah tuntutan pelayanan kesehatan yang makin kompleks, kita membutuhkan tenaga profesional yang tak hanya ahli, tetapi juga bermoral. Inilah kontribusi nyata pendidikan bagi Maluku dan dunia,” pungkas dr Betty. *

Sumber: