Nilai Transaksi Misi Dagang Maluku - Jawa Timur Capai Rp459 Miliar

Provinsi Maluku kolaborasi dengan Jawa Timur dalam misi dagan-Dok Media Center Prov Maluku-
DISWAY.ID- Misi Dagang dan Investasi Pemerintah Provinsi Maluku dan Jawa Timur yang berlangsung pada Rabu kemarin, 23 April 2025 di Ballroom The Natsepa Resort and Conference Center, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, capai nilai transaksi Rp. 459.501.014.000.
Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini, diharapkan menjadi langkah awal untuk memperluas jejaring kerja sama ekonomi, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Maluku maupun Jawa Timur.
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyambut positif pelaksanaan Misi Dagang ini. Ia memandangnya sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan ekonomi daerah dan membuka peluang kemitraan jangka panjang.
“Satu komoditas bisa memberi nilai, tapi kolaborasi dapat menciptakan masa depan,” ujar Hendrik.
Agenda tersebut juga diisi penandatanganan Nota Kesepahaman antara Gubernur Jatim dan Gubernur Maluku serta Perjanjian Kerja Sama oleh perangkat daerah, BUMD, dan pelaku usaha kedua provinsi.
Dari hasil akhir nilai transaksi yang disampaikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku dan Provinsi Jawa Timur, dapat diketahui bahwa nilai Jatim Beli yakni sebesar Rp. 309.260.014.000, dan Jatim Jual Rp.150.241.000.000.
Adapun Komoditi yang dijual oleh Jawa Timur yakni Produk Hasil Tembakau, DOC Pakan Olahan Unggas, Benih Tanaman Pertanian, Beras, Telur Ayam, Produk Makanan Ringan, Produk Fashion, serta Ayam dan Bebek Kartas.
Sementara untuk komoditi yang dibeli oleh Jawa Timur yakni, Udang, Tuna, Cumi-Cumi, Kayu Logs, Hasil Hutan Kayu Bulat, Kelapa Bulat, dan Arang Tempurung Kelapa.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan capaian tersebut merefleksikan ketangguhan dan daya tahan sektor perdagangan Jatim di tengah perlambatan ekonomi global.
“Kami memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha dari Jatim dan Maluku, baik trader maupun buyer. Tujuannya memperluas potensi perdagangan, perikanan, agribisnis, hingga peluang investasi secara terintegrasi,” kata Gubernur Khofifah.
Ia menambahkan bahwa Misi Dagang ini tak semata soal ekonomi, melainkan juga menjadi wadah pertemuan budaya dan tradisi antardaerah.
Khofifah menuturkan, nilai transaksi kali ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan misi dagang Desember 2021 dan diperkirakan masih akan bertambah hingga penutupan resmi kegiatan.
Secara makro, Jawa Timur merupakan penyumbang ekonomi nasional terbesar kedua setelah DKI Jakarta—berkontribusi 14,39 persen terhadap PDB nasional dan 25,23 persen terhadap PDRB Pulau Jawa. Pada triwulan IV 2024, ekonomi Jatim tumbuh 5,03 persen (y‑on‑y) dengan PDRB ADHB Rp802,45 triliun.
Lebih jauh, Khofifah menekankan perdagangan antardaerah sebagai motor utama perekonomian Jatim. Data Perdagangan Antar Wilayah 2023 menunjukkan Jatim mencatat surplus tertinggi, yakni Rp209 triliun.
Sumber: