Pemprov Maluku Fokus Kembangkan Hilirisasi Komoditas Unggulan Lewat RPJMD 2025–2029

Gubernur Maluku hadiri Pembukaan Musrenbang RPJMD Maluku 2025-2029-Dok Pemprov Maluku-
DISWAY.ID – Pemerintah Provinsi Maluku mulai menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2025–2029 dengan sejumlah fokus strategis, mulai dari penguatan hilirisasi komoditas unggulan hingga peningkatan infrastruktur dan konektivitas wilayah.
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menjelaskan bahwa perencanaan lima tahunan ini mengusung visi besar pembangunan daerah.
“RPJMD lima tahunan ini mengusung visi transformasi menuju Maluku yang maju, adil, dan sejahtera menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Hendrik di Ambon, Kamis 24 Juli 2025.
Visi tersebut dijabarkan melalui tujuh misi utama atau Sapta Cita. Salah satu yang menjadi perhatian adalah mendorong hilirisasi komoditas strategis serta memperkuat nilai sosial dan budaya lokal berbasis kearifan masyarakat.
“Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui hilirisasi komoditas unggulan, dukungan untuk UMKM, serta pengurangan disparitas antar wilayah menjadi salah satu prioritas dalam Sapta Cita,” ujar Hendrik.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa RPJMD ini telah diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Nantinya, seluruh misi pembangunan akan diterjemahkan dalam bentuk rencana strategis masing-masing perangkat daerah dengan indikator output dan outcome yang jelas.
Di sektor ekonomi, pemerintah daerah mulai mendorong hilirisasi sejumlah komoditas unggulan Maluku. Ikan tuna, cakalang, dan tongkol, misalnya, diarahkan menjadi produk siap ekspor dalam bentuk filet, abon, dan makanan beku. Sementara rumput laut dimanfaatkan untuk bahan industri pangan maupun kosmetik.
Ia juga menegaskan pengolahan rempah khas Maluku, seperti pala dan cengkeh, mulai difokuskan ke arah industri turunan. “Pala dan cengkeh sebagai rempah khas Maluku diolah menjadi minyak atsiri dan produk turunannya untuk industri kesehatan dan kecantikan,” jelasnya.
Tak hanya itu, komoditas lainnya seperti kakao, kelapa, dan minyak kayu putih juga masuk dalam program hilirisasi. Kelapa kini diproses menjadi VCO dan arang aktif, sementara minyak kayu putih dikembangkan menjadi produk aromaterapi dan obat gosok.
Pemprov Maluku, kata Hendrik, turut mendukung upaya hilirisasi ini dengan menyiapkan pelatihan vokasi, pelatihan UMKM, dan pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan produksi hingga pelabuhan.
“Hilirisasi diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, memperluas akses pasar, dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah di Maluku,” ujar dia.
Tak hanya sektor ekonomi, pengembangan infrastruktur juga mendapat perhatian. Hendrik menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur dasar, termasuk transportasi dan telekomunikasi, untuk membuka konektivitas antar dan intrawilayah.
Dalam kesempatan itu, ia turut menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendukung tiga proyek strategis nasional di Maluku. Ketiganya meliputi pembangunan Bendungan Way Apu, pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela, dan Maluku Integrated Port.
“Musrenbang ini adalah momentum strategis untuk menyinergikan kebijakan pusat dan daerah demi kesejahteraan masyarakat,” katanya. *
Sumber: