Pesawat Pombo Air Kecelakaan, Petugas Bandara Pattimura Ambon Panik

Simulasi kecelakaan pesawat di Bandara Pattimura Ambon-Antara-
DISWAY.ID - Tiba-tiba suasana di Bandara Pattimura, Ambon, tampak mencekam. Sebuah pesawat milik Pombo Air dengan nomor penerbangan PM 122 rute Sorong–Ambon mengalami insiden saat hendak mendarat.
Pendaratan keras membuat badan pesawat miring ke kiri, menyebabkan sayap dan mesin bergesekan dengan landasan hingga memicu kobaran api di area C8. Dari 148 orang di dalam pesawat, dilaporkan tujuh meninggal dunia, dua luka berat, dan puluhan lainnya mengalami luka sedang dan ringan.
Namun, kejadian tersebut bukanlah kecelakaan sungguhan. Insiden itu merupakan bagian dari simulasi dalam latihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) berskala penuh yang digelar Bandara Pattimura untuk menguji kesiapan dalam menghadapi situasi krisis.
“Latihan ini bertujuan memastikan seluruh prosedur dan standar operasional (SOP) dijalankan secara tepat dalam kondisi krisis,” kata General Manager Bandara Pattimura Ambon Shively Sanssouci, di Ambon, Jumat 23 Mei kemarin.
Latihan tersebut mencakup tiga skenario utama, yakni kecelakaan pesawat (aircraft accident exercise), ancaman keamanan penerbangan (security exercise), dan kebakaran gedung (fire building exercise).
“Simulasi PKD ini meskipun berbasis skenario, didesain sedekat mungkin dengan kondisi nyata, agar seluruh personel benar-benar memahami peran dan tugas masing-masing sesuai dokumen dan SOP darurat,” ujarnya.
Pada skenario kedua, dilakukan simulasi unjuk rasa di depan terminal kargo. Ketika proses mediasi oleh tim negosiator gagal dan massa mulai bertindak anarkis dengan mencoba menerobos ke area terbatas, status keamanan ditingkatkan dari kuning menjadi merah.
Skenario terakhir melibatkan ledakan di ruang panel listrik dekat Gate 4 yang menyebabkan kebakaran, sehingga tim tanggap darurat segera melakukan evakuasi penumpang dan pekerja di lokasi tersebut.
Latihan ini turut melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI AU, Kepolisian, Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK), Basarnas, Airnav Indonesia, rumah sakit terdekat, maskapai penerbangan, serta pihak-pihak terkait lainnya di lingkungan bandara.
Meski melibatkan banyak elemen dan skenario kompleks, latihan tidak mengganggu jalannya operasional penerbangan.
CEO Kantor Regional V PT Angkasa Pura Indonesia MMA Indah Preastuty menekankan pentingnya koordinasi, komunikasi, dan komando antar unit serta lintas instansi dalam situasi darurat.
Sebagai pengelola Bandara Pattimura, PT Angkasa Pura Indonesia terus memperkuat perannya sebagai agen pembangunan dan pencipta nilai, yang mendukung pengembangan usaha dan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional melalui konektivitas udara.
Sumber: