DISWAY.ID - Forum Perserikatan Bangsa-Bngsa (PBB) menjadi sorotan di media social dengan adanya aksi delegasi Indonesia yang berasal dari tiga wilayah, yakni Maluku, Papua dan Aceh. Para delegasi ini membawa spanduk kecil dengan tulisan "Free Aceh, Free Maluku, dan Free Papua".
Tiga pria itu tampak mengenakan atribut adat wilayah masing-maisng. Ketiganya terlihat duduk di kursi undangan dalam forum tersebut sambil masing-masing memegang kerta yang bertulisakan Free Aceh, Free Maluku dan juga Free Papua.
Ketiga pria itu kemudian diamankan security yang bertugas dengan menyita kertas yang menuliskan slogan tersebut.
Peristiwa ini terjadi di forum United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFII), yang merupakan sebuah badan penasihat di bawah Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC) yang dibentuk untuk menangani isu-isu yang berkaitan dengan masyarakat adat di seluruh dunia pada 24 April 2025.
Dalam video itu, seorang delegasi mengatakan bahwa mereka ditegur setelah ada yang melaporkan mereka ke pihak keamanan.
"Ini kan forum PBB, suka-suka kita. Kita punya hak, bukan DPR Indonesia. Kau melarang-larang kita," ujar salah satu anggota delegasi dalam video tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah (Roy) Soemirat membenarkan kajadian itu. Dia menyayangkan aksi tersebut.
"Memang ada insiden mengenai orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan forum United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFII) beberapa hari yang lalu," kata Roy ke awak media.
"Amat disayangkan, memang ada beberapa individu yang menyalahgunakan kehadirannya di forum tersebut untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan penyelenggaraan forum itu sendiri," ungkap dia.
Roy mengatakan, tiga orang tersebut hanya mencari sensasi dan salah gunakan forum.
"Jadi ketika ada orang-orang mencari sensasi yang melakukan hal tersebut sudah jelas-jelas itu melakukan tindakan yang menyalahgunakan forum dan mungkin dapat dikatakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab atau bahkan tidak memiliki etika sama sekali apalagi etika untuk berperilaku dalam masyarakat internasional," ungkap Roy. *