Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Siswa

Senin 11-08-2025,11:44 WIB
Reporter : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

Pemerintah meluncurkan Cek Kesehatan Gratis (CKG) berskala nasional untuk 53,8 juta siswa. Dari Sabang sampai Merauke. Mulai masalah mata, gigi, dan anemia, hingga kesehatan mental anak. Anggarannya Rp3,4 Triliun. Ini merupakan program kesehatan terbesar sepanjang sejarah pendidikan Indonesia.

-----------------------------------

AWAL Agustus 2025, suasana pagi di Pondok Pesantren (Ponpes) Asshiddiqiyah, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terasa berbeda dari biasanya. Bukan lantunan ayat suci atau tausiyah yang terdengar, melainkan derap langkah dan suara ramah para tenaga kesehatan (nakes) yang hilir mudik menyiapkan peralatan medis.

Ponpes yang biasanya menjadi pusat kegiatan mengaji itu, seketika berubah menjadi posko medis. Tanpa prosedur rumit, tanpa BPJS, dan tanpa surat rujukan, semua santri mendapat pelayanan kesehatan secara cuma-cuma.

Para nakes membawa peralatan lengkap—mulai dari tensimeter, jarum suntik, hingga stetoskop—untuk memeriksa para santri satu per satu. Ada yang terlihat malu-malu saat tekanan darahnya diukur, ada pula yang bersemangat saat diajak mengenal berbagai alat medis. Semua dilakukan secara gratis, tanpa menunggu ada yang sakit terlebih dahulu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda besar berskala nasional: Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak usia sekolah. Program ini diluncurkan pemerintah sebagai “hadiah” menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-80, sekaligus menjadi langkah bersejarah dalam dunia pendidikan dan kesehatan Indonesia.

Tidak hanya siswa yang menyambut gembira, para orang tua, guru, dan berbagai pihak terkait pun memberi apresiasi tinggi. Program ini dianggap sebagai wujud perubahan paradigma besar dalam layanan kesehatan, dari yang bersifat kuratif (mengobati) menuju preventif (mencegah).

Sebenarnya, ini bukan kali pertama CKG digelar. Pada Februari 2025, pemerintah telah lebih dulu menyasar anak usia 0–6 tahun serta masyarakat berusia 18 tahun ke atas. Kali ini, fokus diarahkan ke segmen penting: anak usia sekolah 7–17 tahun.

Targetnya mencakup 53,8 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai SD, SMP, SMA, SMK, madrasah, pesantren, hingga sekolah luar biasa (SLB). Program ini disebut sebagai investasi jangka panjang menuju visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia diharapkan menjadi negara maju dengan sumber daya manusia unggul, sehat secara fisik dan kuat secara mental.

Pemerintah menargetkan 282.317 satuan pendidikan akan didatangi tim kesehatan profesional. Pelaksanaan dimulai lebih awal di sekolah-sekolah berasrama agar distribusinya lebih efisien.

"Karena sekolah rakyat itu adalah sekolah berasrama. Jadi kita mulainya duluan. Sudah dilakukan cek kesehatan gratis sekolah rakyat di 72 sekolah," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Dengan anggaran mencapai Rp3,4 triliun, CKG tahun ini tercatat sebagai program kesehatan terbesar dalam sejarah pendidikan Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, jutaan siswa akan mendapatkan layanan kesehatan yang mencakup pemeriksaan mata, gigi, anemia, hingga kesehatan mental, semuanya tanpa biaya.

3 Masalah Utama yang Mengintai Kesehatan Anak

Hasil awal dari pemeriksaan ini memberikan gambaran berharga. Budi Gunadi menyoroti 3 masalah kesehatan paling umum yang ditemukan pada anak-anak.

“Saya terkejut. Ternyata banyak anak-anak kita memiliki masalah gigi, mata, dan kecemasan akibat penggunaan gadget,” imbuhnya.

Menurutnya, temuan ini menjadi alarm bagi semua pihak. Karena kesehatan anak di era modern jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan.

Kategori :

Terkait