Gubernur Maluku Gelar Upacara 208 Tahun Kapitan Pattimura di Saparua

Kamis 15-05-2025,12:53 WIB
Reporter : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

DISWAY.ID - Langit pagi di atas Lapangan Pattimura, di Saparua Maluku Tengah, Kamis 15 Mei 2025, tampak cerah, seolah ikut menyambut ribuan warga yang memadati tempat bersejarah itu. 

Di tengah lautan manusia yang mengenakan pakaian adat, nuansa sakral begitu terasa. Di sinilah, 208 tahun lalu, semangat perjuangan meletup dari bumi Saniri, tempat Kapitan Pattimura mengangkat senjata melawan penjajah.

Tahun ini, peringatan perjuangan sang pahlawan dilaksanakan dengan tema yang penuh semangat: “Lanjutkan Perjuangan Pattimura, Par Maluku Pung Bae.”

Sebuah seruan moral dan historis yang tidak hanya menggema di Saparua, tetapi juga menyalakan kembali semangat kolektif rakyat Maluku untuk terus bergerak ke depan.

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, yang bertindak sebagai Upulatu Upacara, melangkah mantap di tempat di mana sejarah ditorehkan. Dengan suara lantang dan sarat emosi, ia menyampaikan pidatonya, lebih dari sekadar seremonial, tapi juga pengingat akan identitas dan arah masa depan Maluku.

“Api perjuangan yang dimulai dari Gunung Saniri, menjadi lambang membaranya semangat perjuangan untuk menyatukan rakyat Maluku. Kapitan Pattimura adalah lambang keberanian, pengorbanan dan cinta tanah air,” ucap Gubernur dalam upacara tersebut.

Peringatan ini bukan hanya untuk mengenang, tapi juga untuk menyalakan kembali api perjuangan dalam versi kekinian. Lewerissa menekankan, perjuangan hari ini bukan lagi dengan parang dan salawaku, tetapi dengan ilmu, teknologi, dan solidaritas.

“Perjuangan hari ini adalah bagaimana kita mentransformasikan Maluku, menuju Maluku yang maju, adil dan sejahtera... Semangat Lawamena Haulala mengajarkan bahwa untuk mencapai Maluku pung bae, kita harus bekerja bersama,” lanjutnya.

Puncak seremoni terasa semakin khidmat saat prosesi peletakan bunga oleh Gubernur, Bupati Maluku Tengah, dan ahli waris keluarga Kapitan Pattimura, dilanjutkan dengan penyulutan Obor Pattimura- sebuah simbol perjuangan yang tak padam oleh zaman.

Dalam pidatonya, Gubernur menegaskan pentingnya partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan Maluku. Ia menyebut satu per satu peran penting masyarakat: dari guru, petani, ASN, hingga anak muda, semua punya peran menjadi Pattimura di bidang masing-masing.

Gubernur pun mengingatkan bahwa semangat Pattimura adalah tentang menyatukan, bukan memecah. Tentang menjaga darah yang telah tumpah agar tak dinodai oleh kebencian dan perpecahan.

“Tanah ini pernah disiram darah pejuang, maka jangan kita nodai dengan kebencian, perpecahan dan pengkhianatan terhadap nilai persaudaraan.”

Suasana haru dan bangga menyelimuti seluruh peserta. Ribuan orang memadati sisi lapangan, dari anak-anak sekolah hingga tokoh-tokoh penting daerah. 

Hadir pula Wakil Gubernur Maluku H. Abdullah Vanath, para pimpinan Forkopimda Provinsi dan Kabupaten, DPRD, tokoh adat, tokoh agama, aparat keamanan, hingga ahli waris Kapitan.

Saparua kembali menjadi pusat sejarah dan harapan. Sebuah tanah yang dahulu membara oleh amarah penjajahan, kini menjadi medan juang baru bagi pembangunan dan persatuan. Dan seperti ditutup oleh Gubernur:

Kategori :