2 SMA di Ambon Hidupkan Kembali Sistem 'Sekolah Pela Gandong'
Kepala SMA Kristen Rehoboth Ambon bersama Kepala SMA Al-Hilaal Ambon- (ANTARA/Dedy Azis)-
DISWAY.ID – Upaya nyata membangun kembali persaudaraan lintas agama di Ambon datang dari dunia pendidikan. Dua sekolah menengah atas, SMA Kristen Rehoboth dan SMA Al-Hilal Ambon, berkolaborasi mengembangkan sistem Sekolah Pela Gandong.
Inisiatif ini bertujuan memperkuat toleransi, membangun hubungan lintas iman, dan merawat kembali ikatan persaudaraan yang sempat terputus akibat konflik Ambon pada 1999.
Kepala SMA Kristen Rehoboth Ambon, Salomina Patty, menegaskan pentingnya program ini.
“Program ini menjadi salah satu praktik pendidikan perdamaian berbasis kearifan lokal di Maluku,” ujarnya di Ambon, Ahad.
Menurut Salomina, konsep yang dihidupkan kembali ini berakar pada nilai persaudaraan sedarah (gandong) dan ikatan antar-negeri (pela) yang telah menjadi dasar hidup harmonis masyarakat Maluku selama berabad-abad.
Ia mengakui bahwa luka lama akibat konflik masih terasa.
“Konflik 19 Januari 1999 meninggalkan trauma mendalam. Hubungan pela dan gandong yang dulu menyatukan Muslim dan Kristen menjadi retak. Sekolah harus menjadi ruang pemulihan itu,” ujar dia.
Program Sekolah Gandong dirancang dengan tiga pendekatan kunci:
Belajar Lintas Sekolah: Siswa dari Rehoboth dan Al-Hilal mengikuti kegiatan pembelajaran bersama, termasuk kelas kolaboratif dan proyek sosial.
Interaksi Budaya dan Dialog: Melalui pertemuan rutin, praktik seni bersama (menari, bernyanyi), dan kegiatan “makan gandong” sebagai simbol persaudaraan.
Pertukaran Guru: Kedua sekolah saling berbagi tenaga pendidik untuk memperkuat kolaborasi akademik dan pemahaman lintas agama.
“Ada juga program pertukaran guru yang mana kedua sekolah saling berbagi tenaga pendidik untuk memperkuat kolaborasi akademik dan pemahaman lintas agama,” kata Salomina Patty.
Kepala SMA Al-Hilal Ambon, Jaleha, menjelaskan bahwa kerja sama ini adalah proses panjang yang melibatkan orang tua siswa.
“Kami sadar bahwa pendidikan harus menjadi jembatan, bukan tembok. Orang tua pun kami libatkan agar kepercayaan tumbuh,” katanya.
Sumber: