Minyak Kayu Putih Namlea Jadi Produk Terlaris di IPPAFest 2025 Jakarta

Minyak Kayu Putih 86, produk unggulan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea-Ditjenpas Maluku-
DISWAY.ID - Minyak Kayu Putih 86, produk unggulan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea, berhasil menorehkan prestasi sebagai produk terlaris kedua dalam ajang Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025 di Jakarta.
“Sebuah prestasi yang membanggakan berhasil kami torehkan. Melalui minyak kayu putih 86, kami ingin menunjukkan eksistensi Lapas Namlea sebagai penghasil produk unggulan, berkualitas, dan berciri khas Maluku,” ujar Kepala Lapas Namlea, M.M. Marasabessy, dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Senin 11 Agustus 2025.
Produk berbahan baku asli Pulau Buru ini menjadi favorit pengunjung dan tamu undangan, termasuk jajaran pimpinan tinggi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan serta Ditjenpas.
“Sebanyak 150 botol yang dipasarkan pada tenant Kanwil Ditjenpas Maluku habis terjual selama festival berlangsung, harganya pun bervariasi mulai dari Rp50.000 hingga Rp150.000 sesuai ukuran botol,” tambahnya.
Marasabessy menegaskan, pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran dalam mengoptimalkan program pembinaan kemandirian warga binaan untuk menghasilkan produk yang kreatif, inovatif, dan memiliki nilai jual.
“Dengan sentuhan khas Pulau Buru, warga binaan mampu menciptakan minyak kayu putih beraroma khas dengan khasiat luar biasa,” ungkapnya.
Minyak Kayu Putih 86 sendiri merupakan hasil rebranding dari produk sebelumnya, Carlea, yang pernah dipamerkan dalam ajang karya warga binaan pada 2017. Tahun ini, produk tersebut hadir dengan kemasan baru dan langsung mencatatkan penjualan terbaik di IPPAFest 2025.
Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, yang menerima penghargaan tersebut, memberikan apresiasi kepada Lapas Namlea atas keberhasilannya menggabungkan kearifan lokal Maluku sebagai penghasil minyak kayu putih dengan pemberdayaan warga binaan.
“Penghargaan ini tidak lepas dari upaya Lapas Namlea memaksimalkan pembinaan hingga menghasilkan produk bernilai tinggi. Harapannya, pencapaian ini dapat terus dilanjutkan dan produk ini semakin dikenal luas,” ujarnya.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa karya warga binaan Lapas Namlea mampu bersaing di pasar. Ke depan, pihak Lapas berkomitmen memperkuat pembinaan kemandirian untuk memberdayakan warga binaan menghasilkan produk UMKM yang berkualitas dan berdaya saing. *
Sumber: