Pemkab Maluku Tengah Tegaskan Komitmen Lestarikan Budaya Lewat Ritual Ma’atenu Pakapita Matasiri 2025
Persiapan atraksi Cakalele Ma’atenu Pakapita Matasiri dari rumah soa di Negeri Pelauw, Maluku Tengah. ANTARA/Winda Herman--
"Mari kita jadikan budaya kita sebagai napas dalam setiap langkah pembangunan. Sebab sejatinya, kemajuan tanpa budaya hanyalah bangunan tanpa jiwa. Dengan budaya, kita tegak. Dengan persaudaraan, kita kuat," ajak Zulkarnain.
Ritual adat tiga tahunan itu disaksikan ribuan warga dari berbagai daerah, termasuk wisatawan mancanegara. Berdasarkan pantauan di lapangan, peserta cakalele dilepas dari rumah soa (marga) seperti Talaohu, Latuconsina, Tuankotta, Angkotasan, Salampessy, Sahubawa, Tualeka, Latupono, hingga Tuasikal.
Momen ketika para peserta cakalele mengiris bagian tubuh mereka menggunakan parang, pisau kater, bahkan kapak, membuat ribuan penonton histeris melihat ritual sakral tersebut.
Tokoh Pemuda Negeri Pelauw Rudi Latuamury menjelaskan bahwa cakalele menggambarkan semangat perjuangan masyarakat di medan perang pada masa lalu.
"Ritual adat negeri ini meliputi tarian cakalele, tarian tenun dan membawa bibit unggul. Ketiganya merupakan budaya matasiri yang dilaksanakan tiga tahun sekali," ungkapnya.
Rudi mengungkapkan, kegiatan ini menjadi ajang yang sangat dinantikan masyarakat.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, TNI dan Polri serta stakeholder lainnya yang telah memberikan dukungan sehingga kegiatan ritual adat di hari ini bisa berjalan dengan aman dan lancar," ucapnya.
Ia berharap pelaksanaan Ma’atenu ke depan dapat lebih ditingkatkan agar menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Sesuai dengan catatan sejarah kami, tradisi ritual ma’atenu sudah dilaksanakan sejak Tahun 1520. Kami berharap ke depan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Maluku Tengah maupun Pemerintah Pusat melalui kementerian pariwisata agar dapat mengambil kebijakan program-program yang bisa mempromosikan acara budaya cakalele ini untuk dijadikan acara wisata nasional," harapnya.
Sumber: