DISWAY.ID – Komitmen Pemerintah Provinsi Maluku dalam memperkuat akses layanan kesehatan diwujudkan lewat peluncuran Klinik Utama Lawamena Bhakti Kesehatan, yang kini resmi menggantikan Balai Kesehatan Paru Masyarakat.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menegaskan bahwa peluncuran klinik utama ini merupakan bagian dari upaya Pemprov untuk mendorong transformasi sektor kesehatan di wilayahnya.
“Peluncuran Klinik Utama Lawamena Bhakti Kesehatan Provinsi Maluku ini menjadi komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan layanan kesehatan di Maluku,” kata Gubernur Hendrik saat peresmian di Ambon, Kamis 27 Juni 2025.
Perubahan status dari balai menjadi klinik tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menjadi simbol peningkatan kualitas dan jangkauan layanan. Menurut Gubernur, transformasi ini akan membuka akses layanan kesehatan spesialistik lebih luas, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada rumah sakit.
“Selama ini mau mendapat pelayanan kesehatan spesialistik tempatnya di rumah sakit, sekarang ada peningkatan status dari Balai menjadi Klinik, saya berharap akses pelayanan kesehatan itu lebih mudah, kita berharap ada ketepatan diagnosis yang lebih tajam,” ujar Hendrik.
Ia juga menekankan bahwa perubahan nomenklatur ini mencerminkan tekad kuat untuk membawa perbaikan nyata dalam sistem kesehatan di Maluku. Kerja sama lintas lembaga, terutama antara Klinik Utama dan Dinas Kesehatan, menjadi kunci penting, khususnya dalam penanganan penyakit paru seperti TBC.
“Lawamena ini filosofinya adalah kita maju terus, meskipun tantangan yang dihadapi tidak mudah, tapi bagi kita tantangan bukan masalah, kita harus bisa mengatasinya,” ucapnya.
Di sisi lain, Gubernur juga mengingatkan bahwa status sebagai Klinik Utama bukan alasan untuk berpuas diri. Upaya pengendalian penyakit paru harus terus digencarkan agar manfaat transformasi ini benar-benar dirasakan masyarakat.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr Yan Aslian Noor, menambahkan bahwa peluncuran Klinik Utama Lawamena turut membawa tiga inovasi dalam pelayanan kesehatan di daerah.
Pertama, Program Tabaos, yakni pendekatan strategis berbasis media sosial untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada generasi muda. Kedua, Teko Sehat Siwalima, sebuah platform digital yang dirancang untuk menjangkau masyarakat secara luas, khususnya dalam memberikan kemudahan akses layanan kesehatan mental.
“Dan program Si Pameri yakni aksi perubahan transformasi pengadaan obat dan bahan medis habis pakai pada layanan umum daerah untuk efisiensi dan efektivitas pelayanan di RSUD Maluku,” jelas dr Yan.
Dengan peluncuran ini, diharapkan jangkauan layanan kesehatan di Maluku bisa semakin merata, bahkan hingga pelosok wilayah yang selama ini sulit dijangkau oleh fasilitas medis konvensional. *