DISWAY.ID – Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta resmi meluncurkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
Program pengabdian masyarakat ini menjadi bentuk nyata sinergi antarkampus untuk menjangkau wilayah kepulauan yang selama ini tergolong tertinggal.
Rektor Unpatti, Prof Freddy Leiwakabessy, menjelaskan bahwa pelaksanaan KKN dilakukan di tiga desa di Kecamatan Kei Kecil Timur, yakni Ohoi Disuk, Iso, dan Wain Baru.
“Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di tiga desa, yakni Ohoi (Desa) Disuk, Iso, dan Wain Baru, Kecamatan Kei Kecil Timur,” jelas Prof Freddy dalam pernyataan tertulis yang diterima di Ambon, Kamis 26 Juni 2025.
Mengusung tema “Optimalisasi pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelembagaan kekuatan ekonomi lokal dan digital kreatif berbasis SDGs desa,” KKN ini bertujuan mewujudkan desa yang lestari, mandiri, dan sejahtera.
Prof Freddy menekankan pentingnya kerja sama lintas universitas dalam mendorong kemajuan masyarakat di wilayah pelosok.
“Kolaborasi ini mencerminkan semangat gotong royong antarperguruan tinggi untuk memperkuat kapasitas masyarakat desa. Kami berharap kehadiran mahasiswa dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan, terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi kreatif, dan pelestarian budaya lokal,” katanya.
Kegiatan ini akan berlangsung selama 50 hari dengan pendekatan partisipatif, melibatkan mahasiswa, pemerintah desa, serta masyarakat adat sebagai mitra utama. Fokusnya adalah pemberdayaan, bukan semata transfer pengetahuan, tetapi juga dialog dan kerja bersama.
Kedatangan rombongan mahasiswa KKN di Ohoi Disuk disambut hangat oleh warga setempat dengan upacara adat khas Kei. Penjabat Ohoi Disuk, Alexander Jaftoran dan istrinya, menyambut langsung kedatangan mereka di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur.
Nuansa budaya sangat kental terasa dalam prosesi penyambutan. Tarian tradisional Kei mengiringi perjalanan rombongan menuju Woma Mar’ilael atau pusat kampung, tempat dilaksanakannya doa dan restu adat oleh para tetua.
Salah satu peserta KKN dari Unpatti, Samil Rahareng, mengaku tersentuh oleh sambutan penuh makna tersebut.
“Kami sangat bersyukur dan merasa terhormat bisa diterima dengan hangat oleh masyarakat Ohoi Disuk. Ini menjadi pengingat bagi kami untuk mengabdi sepenuh hati, selaras dengan nilai-nilai budaya Kei,” ucap Samil.
Kegiatan KKN kolaboratif ini bukan hanya soal pengabdian, tapi juga menjadi ruang pembelajaran lintas budaya yang memperkuat semangat keberagaman, solidaritas, dan kerja kolektif untuk membangun desa dari akar rumput. Dua kampus besar ini membuktikan bahwa kolaborasi akademik bisa berdampak langsung pada transformasi sosial masyarakat di wilayah timur Indonesia.