Setelah 11 Tahun Dibangun, Gereja Imanuel di Yafila Amahai Resmi Digunakan

Senin 09-06-2025,11:49 WIB
Reporter : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

DISWAY.ID  – Penantian panjang selama lebih dari satu dekade akhirnya terbayar bagi warga Negeri Yafila, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Gedung Gereja Imanuel yang telah dibangun selama 11 tahun kini resmi diresmikan sebagai rumah ibadah umat Kristen di wilayah tersebut.

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dalam pernyataan tertulis yang diterima di Ambon pada Minggu 8 Juni 2025, menegaskan bahwa kehadiran gereja ini bukan sekadar bangunan fisik semata, tetapi juga mencerminkan kekuatan spiritual dan kebersamaan jemaat.

“Gedung Gereja Imanuel ini menjadi lambang kesetiaan umat kepada Tuhan, simbol keutuhan jemaat dan manifestasi nyata kasih Kristus yang bekerja dalam kehidupan umat-Nya di Kabupaten berjuluk Pamahanu Nusa ini,” ungkap Hendrik.

Gedung gereja yang memiliki kapasitas hingga 500 orang ini, kata Hendrik, dibangun dalam kurun waktu lebih dari 11 tahun, tepatnya sejak peletakan batu pertama pada 14 Februari 2014. Proses pembangunannya memakan waktu 11 tahun, tiga bulan, dan delapan hari, dengan total biaya mencapai Rp2,009 miliar.

Pembangunan tersebut tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat serta dukungan berbagai pihak lainnya.

Hendrik menjelaskan, nama "Imanuel" yang berarti "Allah beserta Kita" dipilih sebagai bentuk pengakuan iman atas penyertaan Tuhan sejak perencanaan awal hingga hari peresmian.

“Memang gedung ini berdiri karena kerja tangan-tangan manusia, tetapi di mana setiap pembangunan Rumah Tuhan dilaksanakan, maka keyakinan Kristiani kita menyatakan sakramentum Allah terjadi di sana,” katanya.

Lebih lanjut, Gubernur menegaskan pentingnya peran Gereja Imanuel sebagai pusat spiritual dan sosial bagi masyarakat.

“Menurut dia, Gereja Imanuel harus menjadi mercusuar terang di tengah kegelapan, ia harus menjadi ruang pengharapan di tengah masyarakat yang haus akan kebenaran dan keadilan, ia harus menjadi tempat pelayanan yang inklusif, terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan kasih Kristus, tidak memandang latar belakang, status sosial, jabatan, golongan atau suku bangsa,” ujar Hendrik.

Pemerintah Provinsi Maluku, lanjutnya, berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan keagamaan sebagai pondasi dari kemajuan sosial dan ekonomi daerah.

“Karena kami percaya, pembangunan rohani adalah fondasi utama dari pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Hendrik mengajak seluruh jemaat untuk menjaga dan menghidupi fungsi gereja dengan semangat pelayanan.

“Mari kita isi gedung ini dengan pujian dan penyembahan, dengan pendidikan iman yang membebaskan, dengan pelayanan yang menyejukkan, dan dengan semangat misi yang menjangkau semua umat-Nya,” ajaknya.

Kategori :