DISWAY.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku tengah berjuang keras melawan gelombang tinggi kasus HIV/AIDS yang juga diperparah oleh masalah stigma dan diskriminasi.
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, menekankan bahwa edukasi publik harus diintensifkan sebagai kunci utama. Data terbaru menunjukkan tingginya temuan kasus di daerah ini.
“Rata-rata setiap bulan ditemukan 45 kasus baru atau lebih dari satu kasus setiap hari. Karena itu, edukasi masyarakat menjadi kunci penting, bukan hanya untuk pencegahan, tetapi juga untuk menghapus stigma terhadap ODHA,” katanya di Ambon, Minggu 14 Desember 2025.
Sepanjang Januari hingga November 2025 saja, Maluku mencatat adanya 556 kasus baru HIV/AIDS. Sebaran tertinggi berada di Kota Ambon, yakni 259 kasus.
Wagub Vanath menegaskan bahwa stigma dan diskriminasi menjadi hambatan serius dalam penanggulangan. Hal ini menghalangi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mengakses layanan kesehatan dan menjalani pengobatan secara rutin. Padahal, dengan pengobatan yang tepat, ODHA tetap bisa hidup sehat dan produktif.
Secara kumulatif, sejak HIV pertama kali ditemukan di Tual pada tahun 1994, hingga akhir 2025, total kasus HIV/AIDS di Maluku telah mencapai 9.955 kasus (8.243 HIV dan 1.712 AIDS).
Upaya menghilangkan stigma dilakukan melalui edukasi berkelanjutan dan berbasis fakta. Pemerintah menekankan bahwa HIV tidak menular melalui interaksi sosial sehari-hari seperti berbagi alat makan, berjabat tangan, berpelukan, atau tinggal serumah. Pemahaman ini penting untuk membangun empati.
Selain edukasi umum, kampanye Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) diperkuat di berbagai tempat seperti sekolah, tempat ibadah, komunitas, dan lingkungan kerja. Materi edukasi fokus pada cara penularan HIV yang sesungguhnya dan fakta bahwa ODHA yang rutin mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) dapat hidup sehat dan tidak menularkan virus.
Pemerintah juga melibatkan tokoh adat, agama, masyarakat, dan media massa sebagai agen perubahan, menyampaikan pesan bahwa HIV/AIDS adalah isu kesehatan, bukan moral.
Di sektor layanan kesehatan, pemerintah menjamin pendekatan yang ramah, tidak diskriminatif, dan menjaga kerahasiaan status pasien. Melalui sinergi semua pihak, diharapkan stigma terhadap ODHA dapat dihapus agar upaya pencegahan, pengobatan, dan pengendalian HIV/AIDS di Maluku berjalan efektif.
Pemerintah terus mengintensifkan edukasi, termasuk mengenai pentingnya konsumsi obat ARV. *