Demi Indonesia Emas 2045, Pemprov Maluku Fokus Genjot Kompetensi dan Kesejahteraan Guru
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath-dok Pemprov Maluku-
DISWAY.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menegaskan komitmen kuatnya untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan para guru. Langkah ini disebut sebagai strategi utama dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath di Ambon, pada Selasa, menyampaikan bahwa Pemprov Maluku terus memperkuat kapasitas guru melalui berbagai program strategis yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan pendidikan di era modern.
“Upaya tersebut mencakup pelatihan peningkatan kompetensi berbasis digital, mulai dari literasi teknologi, pembelajaran berbasis proyek, hingga pemanfaatan kecerdasan artifisial dalam proses belajar-mengajar,” kata Vanath.
Ia menjelaskan, pemerintah provinsi juga aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi untuk penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan, serta menyediakan pendampingan berkelanjutan bagi guru-guru muda. Peningkatan kualifikasi guru juga difasilitasi melalui kerja sama dengan Kemendikbudristek, termasuk akses pada program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi guru yang ingin melanjutkan studi.
Tak hanya itu, Pemprov Maluku turut menyediakan pelatihan kepemimpinan sekolah bagi kepala sekolah dan calon kepala sekolah untuk memperkuat tata kelola pendidikan di setiap satuan pendidikan.
“Maluku harus memiliki guru-guru yang siap menghadapi perubahan zaman. Pemprov terus memperkuat pelatihan dan pendampingan sebagai bentuk dukungan terhadap profesi mulia ini,” ujarnya.
Menurutnya, seluruh kebijakan ini bertujuan agar guru dapat berfokus melaksanakan tugas utama sebagai pendidik profesional, membimbing murid, serta meningkatkan kualitas dirinya, sejalan dengan kebijakan nasional untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan guru.
Pemerintah pusat sendiri telah menyediakan beasiswa sebesar Rp3 juta per semester bagi guru yang belum berpendidikan D3, serta membuka program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi 2.500 guru yang ingin melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
Berbagai pelatihan juga digelar, meliputi Pendidikan Profesi Guru (PPG), peningkatan kompetensi guru bimbingan konseling dan non-BK, pembelajaran mendalam di kelas, hingga pelatihan coding, kecerdasan artifisial, dan kepemimpinan sekolah.
Dari sisi kesejahteraan, pemerintah memberikan tunjangan sertifikasi sebesar Rp2 juta per bulan bagi guru non-ASN, tunjangan satu kali gaji pokok bagi guru ASN, serta insentif Rp300 ribu per bulan bagi guru honorer yang ditransfer langsung ke rekening masing-masing.
Terdapat rencana peningkatan kesejahteraan lebih lanjut pada tahun 2026, di mana pemerintah akan memperluas program RPL bagi 150.000 guru, menaikkan insentif guru honorer menjadi Rp400 ribu, mengurangi beban administrasi dan jam wajib mengajar, serta menetapkan satu hari khusus bagi guru untuk pengembangan diri. *
Sumber: