Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Benteng Victoria Ambon: Saksi Sejarah Perjuangan Pattimura!
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Benteng Victoria Ambon-Dok Antara-
DISWAY.ID - Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku dan menyempatkan diri meninjau situs cagar budaya Benteng Victoria di Kota Ambon pada Jumat 28 November 2025.
Dalam tinjauannya, Menteri Fadli Zon menegaskan pentingnya situs tersebut dalam sejarah bangsa.
"Benteng yang merupakan cagar budaya ini dibangun oleh Portugis, kemudian diambil alih Belanda. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini menjadi bagian dari TNI dan milik Republik Indonesia," kata Fadli Zon, seperti dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Sabtu 29 November 2025.
Menurutnya, Benteng Victoria merupakan saksi bisu keteguhan rakyat Maluku dalam melawan penjajah.
"Benteng ini adalah saksi sejarah perjuangan Pattimura, yang pada tahun 1817 dipenjara di sini selama 35 hari sebelum dihukum gantung oleh kolonial Belanda. Ini menunjukkan bahwa benteng ini adalah titik penting sejarah perlawanan rakyat Maluku," ia menjelaskan.
Benteng Victoria, yang tercatat sebagai benteng tertua di Ambon, memiliki sejarah panjang
Didirikan pertama kali oleh Portugis dengan nama Nossa Senhora de Anunciada pada tahun 1575.
Kemudian di awal abad ke-17, diambil alih oleh Belanda dan namanya diubah menjadi Victoria (Kemenangan).
Lalu pada abad ke-18, sempat rusak akibat gempa dahsyat melanda Maluku, kemudian direkonstruksi dan dinamai Nieuw Victoria.
Pada masa kolonial, benteng ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pertahanan, dan basis militer.
Saat ini, kompleks Benteng Victoria berfungsi sebagai cagar budaya yang menyimpan berbagai artefak berharga, termasuk meriam VOC, peta perkembangan Ambon abad ke-17 hingga ke-19, dan koleksi lukisan administrator Belanda.
Menteri Kebudayaan menyuarakan perlunya mendorong masyarakat untuk mengambil pelajaran dari perjuangan heroik rakyat Maluku.
"Benteng ini adalah salah satu tempat bersejarah dan menjadi tonggak penting bagi sejarah Maluku dalam melawan penjajahan," katanya.
Pihak Kementerian berkomitmen untuk melestarikan situs ini, menjadikannya ruang edukasi publik yang vital.
Sumber: