10 Hari Operasi Patuh Salawaku 2025 di Ambon, 553 Pengendara Kena Tilang

Hari ke Dua Operasi Patuh Salawaku 2025, Polda Maluku Tindak 57 Kendaraan-Selasa (15/7/2025). ANTARA/Winda Herman-
DISWAY.D - Selama dua pekan terakhir, jalanan di wilayah hukum Polda Maluku menjadi sorotan petugas lalu lintas. Dalam rentang waktu 14 hingga 27 Juli 2025, Kepolisian Daerah Maluku mencatat 553 pelanggaran lalu lintas. Sebuah angka yang mencerminkan betapa pentingnya kesadaran kolektif dalam berlalu lintas masih perlu ditingkatkan.
“Total sebanyak 553 pelanggaran lalu lintas yang ditemukan selama pelaksanaan Operasi Patuh Salawaku Tahun 2025 di wilayah hukum Polda Maluku. Dari jumlah tersebut, ada 280 pelanggaran oleh pengendara roda dua, dan 273 pelanggaran dilakukan oleh pengemudi kendaraan roda empat,” ungkap Direktur Lalu Lintas Polda Maluku, Kombes Pol Yudi Kristanto, saat memberikan keterangan di Ambon, Minggu.
Operasi Patuh Salawaku yang bertujuan memperkuat kedisiplinan pengendara ini ditutup pada Minggu 27 Juli 2025 dengan aksi penertiban di ruas jalan Piere Tendean, kawasan strategis Lampu Lima, Kota Ambon. Hari terakhir operasi masih menemukan 30 pelanggar, terdiri dari 16 pengemudi mobil dan 14 pengendara motor.
Pelanggaran yang dominan selama operasi mencakup hal-hal yang tampak sepele namun krusial bagi keselamatan: pengendara motor yang abai menggunakan helm berstandar SNI, pengguna jalan yang melawan arus, pengemudi yang bermain ponsel sambil berkendara, tak mengenakan sabuk pengaman, serta pengabaian terhadap kelengkapan surat kendaraan.
Dalam keterangannya, Kombes Yudi mengapresiasi para petugas yang bekerja di lapangan serta masyarakat yang sudah mulai memperlihatkan kepatuhan yang lebih baik terhadap aturan.
“Operasi Patuh Salawaku 2025 ini kami laksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan disiplin masyarakat di jalan raya dan menekan angka pelanggaran serta kecelakaan lalu lintas. Data yang terkumpul akan menjadi bahan evaluasi kami untuk program-program keselamatan berkendara ke depannya,” ujarnya.
Yudi juga menekankan bahwa disiplin berlalu lintas bukan sekadar kepatuhan sesaat ketika ada operasi, tapi seharusnya menjadi budaya yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami tidak akan berhenti untuk terus melakukan edukasi dan penindakan secara rutin. Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari terus menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas,” ucap Yudi penuh harap.
Dengan operasi telah usai, tanggung jawab selanjutnya kini berada di tangan masyarakat. Apakah pelajaran dari dua pekan ini akan mengubah perilaku pengendara Maluku ke arah yang lebih tertib? Waktu dan konsistensi akan menjawabnya. *
Sumber: