Unpatti dan UGM Kolaborasi Dorong 150 Program Pengembangan Desa di Maluku Tenggara

Unpatti dan UGM Kolaborasi Dorong 150 Program Pengembangan Desa di Maluku Tenggara

Universitas Pattimura Ambon, Maluku- -arsip unpatti.org 2024-

DISWAY.ID – Universitas Pattimura (Unpatti) Maluku bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memulai program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif dengan mengusung semangat pemberdayaan masyarakat di wilayah Tual dan Maluku Tenggara. 

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 150 program pengembangan desa telah disiapkan untuk mendukung sektor pariwisata dan pelestarian budaya lokal.

Rektor Unpatti, Prof. Freddy Leiwakabessy menegaskan, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi kampus dalam memajukan daerah. 

"Kegiatan ini sebagai aksi nyata memajukan sektor pariwisata di daerah itu," ungkapnya dalam pernyataan resmi yang diterima di Ambon, Minggu 29 Juni. 

Sebagai langkah awal, 35 mahasiswa dari dua perguruan tinggi tersebut terjun langsung ke lapangan dengan melaksanakan aksi bersih-bersih di sejumlah objek wisata di tiga desa: Dullah Darat, Ngadi, dan Labetawi. Kegiatan ini juga melibatkan pemerintah desa dan masyarakat setempat, sebagai bentuk sinergi antara kampus dan komunitas lokal.

"Aksi bersih-bersih ini tidak hanya menandai dimulainya pengabdian mahasiswa di wilayah tersebut, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi lintas generasi dalam menjaga lingkungan dan warisan budaya lokal," lanjut Prof. Freddy.

Para mahasiswa membersihkan area pantai dan panggung adat yang memiliki nilai penting dalam aktivitas budaya masyarakat setempat. 

Kehadiran mereka disambut hangat oleh Raja Dullah, Bayan Renuat, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menyampaikan apresiasinya atas semangat mahasiswa dalam melestarikan kawasan adat yang menjadi bagian penting dari identitas budaya daerah.

Koordinator Umum KKN Kolaboratif, Erwin Uday, menjelaskan bahwa selain kegiatan bersih-bersih, tim mahasiswa juga telah menyusun 150 program pemberdayaan masyarakat. Program-program ini meliputi pelatihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), edukasi lingkungan, hingga promosi budaya menggunakan pendekatan digital.

“Kerja sama erat dengan Pemdes membuat kami lebih mudah menjangkau masyarakat. Kami tidak datang untuk menggurui, tapi untuk belajar dan bekerja bersama,” ujar Erwin.

Menurutnya, program ini didasari oleh semangat gotong royong dan kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan serta penguatan budaya lokal. Kolaborasi ini, tambah Erwin, merupakan bukti bahwa kerja sama antara mahasiswa, akademisi, dan pemerintah desa mampu menghasilkan solusi konkret untuk pembangunan desa yang berkelanjutan.

Raja Dullah, Bayan Renuat, menegaskan bahwa seluruh program yang dirancang mahasiswa adalah hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat. Ia percaya bahwa upaya tersebut akan membawa dampak besar bagi pengembangan desa dan sektor pariwisata lokal.

“Tempat ini akan menjadi pusat kegiatan budaya dan pariwisata dalam program desa. Program ini bukan hanya tentang bersih-bersih, tetapi tentang menanam kepedulian dan menuai perubahan untuk masa depan,” tutupnya penuh optimisme. *

 

Sumber: