Anindya Bakrie Optimis Indonesia Bakal Capai Kesepakatan Dagang Baru dengan AS

Anindya Bakrie Optimis Indonesia Bakal Capai Kesepakatan Dagang Baru dengan AS

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, seusai wawancara eksklusif bersama Fox News di New York, Rabu (30/04/2025) waktu setempat.--

New York, Disway.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyatakan optimismenya terkait peluang tercapainya kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).

Dalam wawancara eksklusif bersama Fox News, Anindya yang akrab disapa Anin menegaskan, bahwa kedua negara memiliki potensi besar untuk memperluas kerja sama, khususnya di sektor perdagangan dan investasi lintas negara.

“Kami mencatat surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sekitar 1,8 miliar dolar AS. Sementara itu, Indonesia mengimpor produk turunan migas dari berbagai negara lain dengan nilai mencapai 40 miliar dolar AS. Pemerintah kini tengah mempertimbangkan untuk merealokasikan angka tersebut,” ujar Anin Rabu (30/04/2025) waktu setempat.

Anin menambahkan bahwa beberapa potensi impor energi Indonesia secara kebetulan berasal dari negara bagian seperti Texas dan wilayah sekitarnya.

“Texas adalah negara bagian yang menarik untuk memulai kerja sama. Namun yang ingin saya tekankan, dalam hubungan dagang, isu utamanya bukan soal neraca yang seimbang, melainkan bagaimana memperbesar volume perdagangan antara kedua negara,” jelas Anin.

Menurut Anin, AS memiliki keinginan untuk meningkatkan ekspor produk seperti kedelai, kapas, dan gandum ke Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga ingin memperluas ekspor barang-barang seperti elektronik, alas kaki, dan garmen ke pasar AS.

Namun, Anin menggarisbawahi bahwa potensi Indonesia tak terbatas pada sektor tersebut.

"Kami juga memiliki banyak critical mineral yang dapat menjadi landasan kerja sama strategis dengan AS, sehingga ketergantungan pada satu negara dapat dikurangi,” ujar Anin.

Mengenai prospek kesepakatan dagang itu sendiri, Anin menyatakan keyakinannya bahwa hal tersebut dapat terwujud dalam waktu dekat.

“Tentu, merumuskan kesepakatan adalah tugas pemerintah. Tapi kami sangat percaya diri. Saya dari sektor swasta, mewakili Kadin Indonesia. Usai dari sini (New York), saya akan bertolak ke Washington D.C. untuk bertemu Kamar Dagang AS dan membahas peluang kerja sama lebih lanjut. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan ada peningkatan investasi lintas negara,” katanya.

Lebih jauh, mengenai kebijakan energi pemerintahan Donald Trump yang semakin mengandalkan bahan bakar fosil dan meninggalkan Green New Deal, Anin menjelaskan bahwa Indonesia memiliki pendekatan yang berbeda.

"Indonesia juga dikaruniai sumber daya migas dan bahan bakar fosil. Namun di bawah tanah, kami juga memiliki semua jenis critical minerals, (yaitu) nikel, bauksit, timah, tembaga, dan rare earth (unsur tanah jarang),” jelas Anin

Anin melihat hal itu sebagai peluang besar untuk transisi energi.

“Di atas tanah, kami punya potensi besar di energi terbarukan, mulai dari surya, angin, hingga hidro. Yang menarik, negara bagian seperti Texas kini juga berkembang pesat di sektor energi terbarukan,” lanjut Anin.

Sumber: