Bahlil Maafkan Netizen yang Sebar Meme Dirinya, Akui Sudah Terbiasa Dihina Sejak Kecil
Bahlil Lahadalia saat dalam Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka.-Dok Instagram golkar.indonesia-
DISWAY.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi santai beragam meme yang beredar di media sosial dan ditujukan untuk menyerangnya. Ia mengaku sudah terbiasa dengan hinaan sejak masa kecilnya di Maluku Tengah.
"Saya memang sudah biasa dihina sejak masih kecil. Karena saya kan bukan anak pejabat, saya anak orang dari kampung. Ibu saya hanya buruh cuci di rumah orang, ayah saya buruh bangunan," kata Bahlil, bercerita kepada wartawan, Jumat lalu.
Menurut Bahlil, berbagai meme yang dibuat warganet hanyalah bentuk hinaan yang sudah tidak asing lagi baginya. Ia menilai hal itu tidak terlalu mengganggu karena sejak kecil sudah akrab dengan cibiran.
Bahlil lahir di Banda, Maluku Tengah, pada 7 Agustus 1976, dari pasangan Lahadalia dan Nurdjani. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana, di mana ibunya bekerja sebagai buruh cuci dan ayahnya sebagai buruh bangunan. Kondisi itu, kata Bahlil, mungkin menjadi alasan sebagian orang merendahkannya, meski kini dirinya menjabat sebagai pembantu presiden.
Sejak masa sekolah dasar, Bahlil sudah ditempa oleh kehidupan yang keras. Anak kedua dari delapan bersaudara itu menjalani masa kecilnya di Seram Timur, Maluku, dengan bersekolah sambil membantu ekonomi keluarga. Ia terbiasa menjual kue buatan ibunya sebelum berangkat sekolah.
Kebiasaan bekerja sambil menuntut ilmu berlanjut hingga masa kuliah di Fakfak, Papua Barat. Di sana, Bahlil menekuni berbagai pekerjaan serabutan untuk membiayai pendidikannya, mulai dari kenek angkot, sopir angkot, hingga kuli angkut di pasar.
Pengalaman hidup yang keras di terminal dan pasar, kata Bahlil, justru membentuk keteguhan mentalnya. Karena itu, saat meme bernada hinaan bermunculan di media sosial, ia sama sekali tidak terguncang.
Ia menduga kemunculan meme dan ujaran kebencian terhadap dirinya bisa jadi berkaitan dengan upaya sejumlah pihak yang ingin mengintervensi kebijakan pemerintah. Namun, Bahlil menilai hal tersebut sebagai tantangan yang justru membuatnya semakin bersemangat.
Gangguan itu, baginya merupakan "vitamin" untuk membuatnya terus berjalan. Bahlil meyakini kebijakan yang berpihak pada rakyat pasti membuat risau sejumlah pihak.
Meski begitu, Bahlil menegaskan dirinya sudah memaafkan pihak-pihak yang menyebarkan meme tersebut. Ia bahkan meminta sayap organisasi Partai Golkar untuk menghentikan langkah pelaporan terhadap pelaku.
"Saya pikir ya, kalau ada yang meme-meme, sudah lah saya maafkan. Tidak apa-apa. Sebenarnya kalau kritisi kebijakan itu tidak apa-apa, tapi kalau sudah pribadi, sudah mengarah ke rasis, itu menurut saya tidak bagus," katanya.
Bahlil menegaskan, perbedaan pendapat seharusnya disampaikan secara beretika. Ia mengingatkan agar kritik tidak menjurus pada penghinaan fisik atau hal-hal pribadi yang bisa menimbulkan perpecahan.
Sumber: