Produksi Beras Maluku Naik 12 Persen, Defisit Masih Membayangi

Produksi Beras Maluku Naik 12 Persen, Defisit Masih Membayangi

Beras Bulog-Dok Antara-

DISWAY.ID -  Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Maluku melaporkan kenaikan signifikan pada produksi beras daerah sepanjang tahun 2025. Total produksi tercatat mencapai 51.000 ton, melonjak 12 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang berada di angka 44.880 ton.

Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilham Tauda, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini merupakan sinyal positif penguatan sektor pangan, meski secara akumulatif Maluku belum lepas dari status defisit beras.

“Peningkatan produksi tersebut menunjukkan adanya penguatan pada sektor pertanian pangan daerah, meskipun secara total Maluku masih menghadapi kondisi defisit beras,” ujar Ilham di Ambon, Selasa.

Ilham memaparkan bahwa lonjakan produksi ini selaras dengan arah pembangunan sektor pertanian nasional menuju 2026. Sejauh ini, Kabupaten Buru dan Maluku Tengah tetap menjadi lumbung pangan utama, terutama di wilayah potensial seperti Kecamatan Seram Utara Timur Kobi. Kontribusi tambahan juga datang dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar meski dalam skala kecil.

Kendati menunjukkan tren positif, Maluku masih membutuhkan pasokan tambahan dari luar daerah sekitar 100.000 ton untuk menutupi kebutuhan total masyarakat.

“Peningkatan produksi beras tersebut sejalan dengan kebijakan nasional serta arah pembangunan sektor pertanian yang diproyeksikan hingga tahun 2026, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan program strategis pemerintah,” kata Ilham.

Berbanding terbalik dengan beras, komoditas jagung di Maluku justru mencatatkan angka surplus. Dari total produksi 7.500 ton, terdapat kelebihan stok sekitar 3.800 ton. Ilham menyebut pencapaian ini merupakan buah dari kolaborasi lintas instansi dalam memperluas areal tanam.

“Capaian ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, tidak hanya pemerintah daerah, tetapi juga instansi lain yang terus mendorong pengembangan dan perluasan tanam jagung,” jelasnya.

Namun, rapor merah masih terlihat pada komoditas bawang merah. Terbatasnya luas lahan dan absennya sokongan dana dari pemerintah pusat pada tahun 2025 menjadi kendala utama.

“Sepanjang tahun 2025, kita juga tidak lagi memperoleh dukungan lokasi produksi dari dana Pusat, sehingga upaya pemenuhan kebutuhan masih sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah,” tutur Ilham Tauda.

Guna mengatasi tantangan tersebut, Pemprov Maluku berkomitmen terus mendorong optimalisasi lahan dan peningkatan produktivitas demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. *

Sumber: