Pemprov Maluku Salurkan 3.300 Bibit Rempah untuk Perkuat Komoditas Unggulan 2025

Pemprov Maluku Salurkan 3.300 Bibit Rempah untuk Perkuat Komoditas Unggulan 2025

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa -Dok Pemprov Maluku-

DISWAY.ID - Pemerintah Provinsi Maluku mulai menggencarkan program penguatan sektor pertanian dengan menyalurkan 3.300 bibit rempah kepada kelompok tani di Saparua. Bantuan tersebut terdiri dari 2.200 bibit pala dan 1.100 bibit cengkih, yang ditujukan untuk memperluas budidaya komoditas unggulan sekaligus memacu produktivitas petani pada 2025.

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menegaskan bahwa rempah bukan sekadar tanaman, melainkan bagian dari sejarah panjang daerah tersebut. 

“Pala dan cengkih adalah identitas sejarah Maluku sekaligus komoditas strategis yang memiliki pasar ekspor. Bantuan ini diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, menambah luas tanam, dan menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat petani,” ujarnya di Ambon, Selasa 9 Desember 2025.

Ia menjelaskan, cengkih dan pala memiliki peran kultural dan ekonomi yang sangat kuat bagi masyarakat Maluku sejak berabad-abad lalu. Dua komoditas ini pernah mengharumkan nama Maluku sebagai “Kepulauan Rempah” dan menjadi pusat perdagangan dunia, meninggalkan warisan budaya yang masih terasa hingga sekarang.

Dari sisi ekonomi, nilai jual kedua rempah ini relatif stabil, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Selain itu, peluang pengembangan produk turunan—seperti minyak atsiri, bumbu masak, hingga produk kesehatan dan kecantikan—dinilai sangat besar dan bisa membuka jalan bagi peningkatan pendapatan petani.

Tak berhenti pada bantuan rempah, Pemprov Maluku juga menyalurkan dukungan lain untuk memperkuat ekosistem pertanian. Bantuan itu mencakup peralatan pengolahan sagu dan gula aren, 1.875 kilogram bibit jagung hibrida, serta satu unit traktor roda empat. Sektor hortikultura pun mendapat perhatian lewat 100 anakan alpukat, 200 anakan durian, 200 anakan mangga, 150 anakan rambutan, serta paket benih sayuran dan mulsa plastik untuk tiga kelompok tani.

Menurut Hendrik, seluruh langkah ini merupakan implementasi kebijakan Pemprov Maluku tahun anggaran 2025 yang menitikberatkan pada pengembangan komoditas unggulan, transformasi menuju pertanian modern, dan pembangunan rantai nilai pertanian berbasis kawasan.

Program tersebut meliputi penyediaan bibit unggul, bantuan pupuk, mekanisasi alat tani, serta penguatan riset dan edukasi melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan komunitas petani. Digitalisasi distribusi juga akan dikembangkan untuk memperbaiki akses pasar.

Ia menambahkan, berbagai intervensi ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk membuka akses pembelajaran, pemrosesan hasil panen, hingga pemasaran yang lebih luas.

“Dengan penguatan dari hulu hingga hilir, kita ingin petani Maluku tidak sekadar menanam, tetapi memperoleh nilai tambah ekonomi dan posisi tawar yang lebih baik,” katanya. *

Sumber: