KEPULAUAN BANDA GO INTERNASIONAL! Pemprov Maluku Pamer Kekayaan Sejarah dan Bawah Laut Kelas Dunia di Festival

KEPULAUAN BANDA GO INTERNASIONAL! Pemprov Maluku Pamer Kekayaan Sejarah dan Bawah Laut Kelas Dunia di Festival

Banda Neira-net-

DISWAY.ID -  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menegaskan komitmennya menjadikan Kepulauan Banda sebagai destinasi wisata sejarah, budaya, dan ekowisata bertaraf internasional. Komitmen ini digaungkan melalui pembukaan Banda Heritage Festival 2025 di Banda Naira, Maluku Tengah, Rabu.

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyebut festival ini sebagai upaya menghidupkan kembali identitas Banda sebagai situs warisan dunia.

“Melalui penyelenggaraan Banda Heritage Festival ini, kita tidak hanya merayakan budaya, tetapi menggugah kembali identitas Banda sebagai situs warisan dunia,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa ​​​​​​dalam pembukaan Banda Heritage Festival 2025 di Banda Naira, Maluku Tengah, Rabu.

Napas Budaya, Jejak Sejarah, Pesona Alam

Festival tahun ini mengusung tema "Napas Budaya, Jejak Sejarah, Pesona Alam”. Tema ini mencerminkan kekayaan Banda sebagai pusat peradaban rempah dunia, tempat rekam jejak sejarah bangsa-bangsa, serta kawasan dengan pesona alam yang memiliki nilai global.

Gubernur mengapresiasi masyarakat Banda yang dinilai berhasil menjaga warisan sejarah, budaya, dan alam daerah tersebut.

“Melalui seluruh rangkaian festival ini, kita ingin memperkenalkan Banda bukan hanya sebagai destinasi wisata tetapi sebagai living heritage, warisan yang hidup dan terus berkembang sesuai zaman,” ujarnya.

Pemprov Maluku mendorong kolaborasi lintas sektor—pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku pariwisata, investor, dan komunitas internasional—untuk memperkuat Banda sebagai agenda budaya tahunan berskala nasional hingga global.

Mendagri Terpukau, Soroti Masalah Kesejahteraan

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang turut hadir, menyampaikan kekagumannya. Hasil kunjungan lapangan selama dua hari menunjukkan Banda memiliki potensi wisata alam bawah laut berkelas dunia.

“Terumbu karangnya masih sangat utuh dan hidup, dengan ikan-ikan besar dan air yang jernih hingga jarak pandang 40-50 meter. Itu kelas internasional,” ujarnya.

Mendagri menekankan bahwa Banda bukan hanya bentang alam, tetapi juga sejarah panjang sebagai pusat rempah dunia atau spice island yang dulu menjadi rebutan bangsa-bangsa besar. Jejak sejarah itu, kata dia, masih terlihat melalui benteng, rumah kolonial, dan situs budaya yang terawat.

Tito juga menyoroti kekayaan budaya Banda yang merupakan perpaduan peradaban lokal dengan pengaruh China, Arab, Eropa, dan berbagai wilayah Nusantara. Ia menilai budaya Banda bukan sekadar tontonan, tetapi praktik hidup yang diwariskan turun-temurun.

Namun, Mendagri mengingatkan agar pengembangan Banda sebagai destinasi wisata dunia tetap berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Ia menyoroti persoalan kemiskinan, pendidikan, hingga kasus stunting yang masih ada.

“Di balik semua potensi besar ini, kita perlu bertanya, apakah kekayaan ini sudah memberikan manfaat bagi masyarakat. Karena masih ada warga Banda yang hidup di bawah garis kemiskinan,” ujarnya.

Mendagri mengaku telah mengunjungi sekolah setempat dan menemukan indikasi masalah gizi anak. Ia menyebut hal ini sebagai tantangan yang harus diselesaikan bersamaan dengan pembangunan sektor pariwisata.

Sumber: